Ngomongin soal pindah rumah, apa yang ada di benakmu? Menyewa truk pengangkut barang untuk memindahkan segala isi yang ada di rumah lama ke rumah baru? Atau bisa saja, membongkar bangunan satu per satu untuk kemudian dibangun ulang di tanah baru yang sudah lama jadi incaran? Itu mungkin hal yang normal, namun tak demikian dengan apa yang berlaku pada suku Bugis. Pindah rumah bagi mereka ya memindah rumah dalam arti sebenarnya. Penasaran, yuk kita simak sama-sama.
Suku Bugis punya tradisi yang unik. Pindah rumah menurut mereka ialah memindahkan rumah seutuhnya ke lokasi yang baru. Biasa disebut dengan Mappalette Bola
Suku Bugis ialah salah satu suku di Indonesia yang mendiami Sulawesi Selatan. Nah, suku ini memiliki tradisi pindah rumah yang sangat unik. Bagi mereka, pindah rumah diartikan secara harfiah, yakni memindahkan rumahnya atau rumah yang lama ke lokasi yang baru. Rumahnya bener-bener dipindahin tanpa membongkar apapun lho, berasa kaya rumah keong yang bisa dibawa kemana-mana ya? Tapi ini rumah manusia dan rumah tinggal beneran. Unik dan tiada duanya ‘kan?
Rumah adat Suku Bugis terbuat dari kayu, sehingga saat mereka pindah, rumah berbentuk panggung ini bisa digotong ke lokasi yang baru
Ketika kamu menyaksikan pemindahan rumah ini, akan secara nyata kamu melihat budaya Indonesia yang sebenarnya, budaya gotong royong warga satu kampung yang saat ini sudah sangat jarang dijumpai. Pengangkatan rumah panggung oleh warga satu kampung ini dikomandoi oleh ketua adat atau kepala kampung. Kepala kampung akan memberikan aba-aba kapan seluruh warga harus mengangkat rumah, berjalan, berapa kecepatan langkah, dan sebagainya. Kalau kamu nggak percaya, agendakan untuk main ke sini langsung ya…
Apa rumah digotong seisinya? Tentu tidak. Sebelum rumah dipindahkan, pemilik akan terlebih dulu mengosongkan barang-barang dan perabotan di dalam rumahnya
Sama halnya dengan pindah rumah secara awam, akan ada beberapa persiapan sebelum benar-benar pindahan. Terlebih dulu, pemilik akan mengosongkan perabotan rumah tangga yang mudah pecah dan bergerak seperti piring, kaca, dan barang-barang elektronik. Sementara isi rumah yang besar seperti lemari, kasur, atau barang yang merepotkan bila dikeluarkan akan tetap berada di dalam, dengan catatan tidak menambah beban yang signifikan ketika diangkat.
Setelah bagian dalam rumah dikosongkan, kemudian tiang-tiang yang ada di bawah rumah panggung ini dipasangi bambu sebagai penahan sekaligus pegangan untuk menggotong. Sama pula seperti saat membangun rumah, ada serangkaian upacara adat yang harus dijalankan oleh Suku Bugis. Sejauh ini mereka masih melaksanakannya lantaran adanya rasa takut akan adanya bahaya bila upacara adat tidak dilaksanakan dan dianggap sebagai pelanggaran adat.
Semua yang ikut dalam proses pemindahan rumah adalah kaum laki-laki, sedangkan kaum hawa bertugas untuk memasak makanan. Ah gotong royongnya patut kita teladani
Ada dua jenis makanan yang disajikan untuk para laki-laki yang melakukan pemindahan rumah ini. Bahkan makanan saja ada aturan dari adat mereka lho, Indonesia memang kaya akan tradisi ya. Makanan yang disajikan sebelum proses memindah rumah ialah kue-kue tradisional khas Suku Bugis seperti bandang, baronggo, suwella, bersama dengan teh atau kopi. Makanan kedua akan disajikan setelah proses pemindahan rumah selesai, yakni berupa masakan sup saudara yang juga merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Selatan. Selain itu, juga turut disajikan juga berbagai masakan dari ikan bandeng yang dibumbui saus kacang. Pindah rumah berarti pesta bagi mereka.
Kamu seharusnya bangga dengan tradisi ini. Semoga semangat gotong royong ini tetap lestari dan menciptakan sinergi baik bagi sekelilingnya ya…
Tradisi gotong royong yang terwujud dalam pindah rumah ini tak mungkin dilakukan oleh orang yang tinggal di rumah modern yang permanen dan terbuat dari semen. Tradisi ini begitu unik dan memperlihatkan betapa kayanya budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Oh ya, setelah rumah dipindah ke lokasi yang baru dan telah berumur satu tahun, maka akan diadakan upacara adat lagi yang bernama Maccera Bola. Artinya, memberi darah kepada rumah dan merayakannya, jadi sama dengan ulang tahun. Darah yang dipakai ialah darah ayam yang sengaja dipotong untuk menghindarkan rumah dari bahaya.
Sudahkah terkagum-kagum dengan tradisi pindah rumah yang benar-benar menggotong rumah milik Suku Bugis ini? Kalau belum, kamu memang harus segera piknik ke sana deh.